-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Polri Ajak Masyarakat Tangkal Radikalisme Lewat Literasi Digital dan Dialog Humanis

Monday, 26 May 2025 | 13:53 WIB Last Updated 2025-05-26T06:53:25Z
Divhumas Polri menggelar FGD bertema "Terorisme adalah Musuh Kita Bersama" guna memperkuat ketahanan masyarakat terhadap paham radikal dan intoleransi, dengan melibatkan tokoh masyarakat hingga eks napiter.



timurpost.id -
Divisi Humas Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema "Terorisme adalah Musuh Kita Bersama", Senin (26/5), sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan masyarakat terhadap paham radikalisme dan terorisme di era digital. Kegiatan ini menghadirkan beragam elemen, mulai dari mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga pemuda.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divhumas Polri, Kombes Pol Erdi A. Chaniago, membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya kesiapan masyarakat menghadapi tantangan era digital.

“Sekarang adalah era digitalisasi. Kita tidak perlu menolak perubahan, melainkan harus bijak dan adaptif dalam menghadapinya,” ujar Kombes Pol Erdi.

Ia menyoroti bahwa potensi kenakalan remaja kini lebih sering muncul dari dalam rumah, khususnya akibat penggunaan gawai dan akses internet yang tidak terkontrol.

“Anak-anak kita tidak lagi terpengaruh dari lingkungan luar. Banyak perilaku menyimpang justru bermula dari kamar pribadi melalui gadget dan koneksi internet,” jelasnya.

Kombes Erdi mengimbau para orang tua dan masyarakat luas untuk lebih aktif dalam mendampingi anak-anak dalam menggunakan teknologi dan media sosial secara sehat. Menurutnya, hampir seluruh aktivitas kini telah berpindah ke ruang digital, mulai dari komunikasi keluarga hingga interaksi sosial.

Sebagai pembicara utama, FGD ini menghadirkan Ustadz Muchtar Daeng Lau, mantan narapidana terorisme (napiter) yang kini aktif berdakwah sebagai bentuk kontribusi kepada bangsa. Ia menekankan pentingnya literasi informasi agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam hoaks atau doktrin menyimpang.

“Saring sebelum sharing. Jangan mudah menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya karena itu bisa menjadi sumber kesalahan dan bahkan dosa,” kata Ustadz Muchtar.

Ia menambahkan, penyebaran konten keagamaan yang keliru, seperti hadis tidak sahih, seringkali terjadi di media sosial. Fenomena ini, menurutnya, harus menjadi perhatian bersama agar tidak merusak pemahaman umat.

“Sekarang banyak orang berburu popularitas di media sosial. Unggahan menjadi tolak ukur prestasi, bukan lagi kontribusi nyata,” imbuhnya.

Divhumas Polri berharap FGD ini dapat menjadi ruang edukatif dan reflektif bagi seluruh elemen bangsa dalam membangun ketahanan ideologi, terutama di kalangan generasi muda. Melalui pendekatan humanis dan penguatan literasi digital, Polri berkomitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman radikalisme dan intoleransi.

×
Berita Terbaru Update