-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kapolri Terima Anugerah Adat Ingatan Budi dari LAM Riau, Simbol Harmoni Adat dan Negara

Saturday, 12 July 2025 | 15:42 WIB Last Updated 2025-07-12T08:44:13Z

 

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau)

timurpost.id - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau) dalam sebuah prosesi adat yang berlangsung khidmat di Balai Adat LAM Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Sabtu (12/7/2025).

Dalam prosesi tersebut, Kapolri mengenakan tanjak sebagai lambang kehormatan, selempang sebagai simbol perlindungan dan kebesaran, keris yang merepresentasikan kekuatan, serta kalung pingat sebagai pengikat persaudaraan. Puncak acara ditandai dengan ritual tepuk tepung tawar—simbol doa, harapan, dan keselamatan dalam tradisi Melayu.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menjelaskan bahwa penghargaan tersebut merupakan bentuk penghormatan mendalam terhadap nilai-nilai budi yang menjadi inti budaya Melayu.

    "Ingatan budi bukan sekadar memori, melainkan kesadaran moral yang melahirkan empati, penghargaan, dan perilaku terpuji. Ini adalah fondasi peradaban dan jati diri masyarakat Melayu," ujar Datuk Taufik.

Ia menegaskan bahwa penganugerahan ini juga merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi besar Kapolri dalam menjaga stabilitas keamanan nasional, khususnya di Provinsi Riau. Kapolri dinilai telah berjasa dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan, menerapkan pendekatan hukum yang humanis, serta mengeksekusi berbagai kebijakan strategis melalui jajaran Polda Riau.

Datuk Taufik turut mengapresiasi peran Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan yang dinilai berhasil menerjemahkan kebijakan Kapolri secara presisi dan efektif di lapangan.

    "Kapolda Riau adalah pemimpin yang tegas namun penuh sentuhan kemanusiaan. Ia menjadi cerminan Polri yang bersahabat dan solutif bagi masyarakat Melayu Riau," tambahnya.

Dalam sambutannya, Jenderal Sigit menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehormatan yang diberikan. Ia memandang anugerah tersebut sebagai amanah moral agar Polri terus berpegang pada nilai-nilai luhur dalam menjalankan tugas.

    "Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah pengabdian harus berpijak pada nilai budi. Dari situlah akan tumbuh kebaikan yang dikenang masyarakat," ungkap Kapolri.

Ia juga menekankan pentingnya peran budaya sebagai jangkar moral bangsa dalam menghadapi tantangan global seperti konflik geopolitik, krisis iklim, dan disrupsi teknologi. Kapolri menyebut nilai budaya Melayu sebagai pilar yang memperkuat identitas nasional.

    "LAM Riau telah menjadi benteng nilai-nilai budaya. Saya berharap lembaga ini terus menjaga kerukunan, toleransi, dan semangat gotong royong," tegasnya.

Kapolri turut mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersinergi menyukseskan agenda pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.

    "Kita bangsa yang majemuk, tapi dalam keberagaman itu kita satu kehendak—hidup rukun dalam keluarga besar Indonesia untuk meraih cita-cita bersama. Persatuan adalah kekuatan kita," tandasnya.

Gubernur Riau Abdul Wahid yang turut hadir dalam prosesi adat tersebut menyampaikan apresiasi atas kehadiran Kapolri serta menegaskan bahwa penganugerahan ini mencerminkan harmoni antara negara dan kearifan lokal.

    "Penghormatan adat ini menunjukkan bahwa adat dan negara bisa berjalan seiring dalam menjaga martabat, keamanan, dan perdamaian Bumi Melayu," ujar Gubernur Wahid.

Kapolri menutup sambutannya dengan pantun adat:

    "Riau akan jadi ingatan,
    Takkan lapuk ditelan masa."

Acara ini turut dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau, Ketua Umum Bhayangkari, pejabat utama Mabes Polri, serta para perwira tinggi Polda Riau.

×
Berita Terbaru Update