Cabai Kering/timurpost.id |
timurpost.id - Imbas kenaikan harga cabai rawit di Gorontalo jelang akhir tahun membuat masyarakat tanah serambi madinah semakin panik. Pasalnya, Gorontalo yang dikenal dengan salah satu daerah penghasil komoditas cabai mahal harganya naik.
Padahal, sudah berbagai cara dilakukan pemerintah Provinsi Gorontalo demi mengantisipasi lonjakan harga cabai tersebut. Mulai dari diadakannya pasar murah hingga Penjabat (Pj) Gubernur bertemu dengan para pengepul cabai.
Akan tetapi, hingga kini usaha itu belum membuahkan hasil yang maksimal. Harga cabai di Gorontalo terus melonjak naik dari hari ke hari jelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru).
Bayangkan, harga cabai rawit di Gorontalo sudah terjadi saat memasuki bulan Desember 2023. Harga cabai rawit yang sebelumnya hanya di kisaran Rp100 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 140 ribu di tingkat pedagang.
Meski begitu, kondisi ini menjadi berkah tersendiri bagi pedagang cabai rawit kering. Saat ini harga cabai rawit kering di Gorontalo mencapai Rp 160 ribu per kilogram ketimbang cabai basah.
Kepada Liputan6.com, Aksan Muslim salah satu pengepul rempah mengaku di Gorontalo, cabai kering itu memang dikumpulkan sejak beberapa bulan terakhir. Ketika harga cabai anjlok, dirinya membeli banyak kemudian dikeringkan.
"Saat cabai berada di harga Rp20 ribu per kilogram, saya membeli banyak dan dikeringkan. Setelah kering kemudian disimpan menunggu ketika harga cabai naik," kata Aksan.
Kini, cabai kering milik aksan mulai dipasarkan di beberapa tempat yang menjadi langganannya selama ini. Cabai kering memang lebih mahal karena prosesnya hingga benar-benar kering membutuhkan waktu yang lama.
Belum lagi, setiap 5 kilogram cabai rawit basah, ketika dikeringkan hasilnya tinggal 1 kilogram kering. Kelebihan cabai rawit kering bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama dan tidak takut harus membusuk.
"Jadi mengapa cabai rawit kering itu lebih mahal, prosesnya yang rumit dan tahan lama," imbuhnya.
kata Kadis Pertanian
Menanggapi kenaikan harga cabai, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Muljadi Mario menjelaskan, melonjaknya harga cabai dikarenakan dua faktor. Pertama, produksi yang agak menurun khususnya di bulan Desember, karena imbas dari El-nino beberapa waktu lalu.
Kedua melonjaknya konsumsi, menurutnya, di akhir tahun seperti ini banyaknya acara acara pertemuan yang berakibat meningkatnya konsumsi cabai.
“Yang dikhawatirkan itu adalah margin harga di petani, dengan margin harga di pedagang yang ada semacam spekulasi. Ada semacam permainan begitu. Nah, hal itu akan segera kita tindak lanjuti pertemuan dengan semua pihak, seperti yang pak gubernur sampaikan tadi,” ia menandaskan.