Sejarah

Cerita Pria yang Hampir Menjadi Korban Keganasan PKI

timurpost.ID timurpost.ID
February 08, 2022
Home
Sejarah
Cerita Pria yang Hampir Menjadi Korban Keganasan PKI
Heri Isranto atau akrab disapa Gogor


timurpost.id - G30S/PKI atau Gerakan 30 September PKI adalah peristiwa kelam yang merenggut tujuh jenderal TNI dalam keadaan mengerikan. Tak sedikit warga menjadi korban kekejaman PKI kala itu, namun selain itu ada peristiwa unik yang juga terjadi pada masa itu. Seperti dialami Heri Isranto atau akrab disapa Gogor, semasa usianya baru delapan tahun ia pernah dikejar-kejar anggota PKI dan kemudian malah menendangnya.


"Dulu waktu kecil biasa dapat ancaman dari mereka (PKI). Dari pembullyan sampe ketek mereka diciumkan di hidung saya," kata Gogor kepada Liputan6.com di Solo, Kamis (30/9/2021).


Keberanian Gogor tak terlepas dari didikan orang tuanya yang memang anggota militer, Gogor dengan berani malah selalu menantang anggota PKI yang sedang melintas depan rumahnya. Di mana markas PKI saat itu berada tidak jauh dari rumah sang kakek di Jalan Honggowongso.


"Saya tendang kakinya, otomatis anggota PKI itu marah-marah dan mengejar saya. Saat itu ada tetangga bilang jangan dikejar masih kecil," ucap dia dilansir Liputan6.com


Gogor menceritakan, saat itu dirinya sering melihat banyak orang yang dibawa ke markas PKI dan disiksa. "Dulu waktu kecil sering liat banyak orang dibawa ke markas mereka (PKI). Saya sering mengintip lihat mereka menyiksa orang,"ucapnya.


Masuk Daftar Eksekusi PKI


Gogor yang keturunan dari tiga orang keraton yaitu, Mangku Suwiryo, Mangku Sunarto (Partisipan PNI), dan Sudiyono (aktivis Muhammadiyah) memang masih keturunan ningrat dan rumahnya tidak jauh dari markas PKI.


"Kakek saya aktivis Muhammadiyah dan rumahnya berhadapan dengan rumah Kyai Ulama (Kyai Firas)," katanya. 


Di sisi lain, Gogor mengaku dirinya dan keluarga besarnya pernah mendapatkan intimidasi melalui surat yang bertuliskan bahwa keluarga mereka menjadi bagian orang-orang yang berencana dieksekusi. "Terbukti dokumennya PKI bahwa keluarga saya, lalu H asngat dan H Sangidu (ayah dari pendiri ormas Mega Bintang, Mudrick M Sangidu) masuk daftar eksekusi anggota PKI bahkan sudah dibuatkan lubang kuburnya," tuturnya.


Menurutnya, ketiga tokoh tersebut termasuk sang kakek adalah satu satu yang mewakafkan tanah untuk masjid At Taqwa di daerah Surakarta. "Sementara untuk kebutuhan perkakas KH Ghozali dan pendanaan adalah H Asngat serta H Sangidu. Mungkin karena itu kakek saya dan teman-temannya masuk daftar mereka (PKI)," imbuhnya.


Gogor menambahkan, pengalamannya semasa kecil sangat mengerikan bagi dirinya dan keluarganya. "Jangan sampai komunis tumbuh lagi di negara ini. Ini sangat membahayakan, karena saya mengalami sendiri," pungkasnya.



Blog authors