PBNU

Membangun Generasi Masyarakat Gorontalo yang Melek Digital

timurpost.ID timurpost.ID
May 25, 2023
Home
PBNU
Membangun Generasi Masyarakat Gorontalo yang Melek Digital
Sosialisasi Literasi Digital bertajuk ; "Membangun Kesadaran dan Keterampilan Literasi Digital untuk Generasi Digital yang diselenggarakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI PBNU) dan Kominfo RI


timurpost.id - Sosialisasi Literasi Digital bertajuk ; "Membangun Kesadaran dan Keterampilan Literasi Digital untuk Generasi Digital yang diselenggarakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI PBNU) dan Kominfo RI menghadirkan tiga narasumber diantaranya, Dr. Andres Kango, MA (Dekan FUD IAIN Sultan Amai Gorontalo), Nur Laila Maksud, S.Pd (Sekretaris Fatayat NU Provinsi Gorontalo dan juga Pegiat Sosial) dan Karman Adam, S.Pd (Guru dan Pengamat Media Sosial), Rabu (25/5/2023).

Dalam pemaparan tersebut, Dr Andreas Kango, MA menceritakan beberapa kasus tentang kerentanan keamanan digital yang pernah terjadi di lingkup masyarakat Gorontalo. Salah satu contohnya, kata ia, kerentanan penggunaan aplikasi belanja online.

“Kasus berikutnya, adanya pemerasan ekonomi karena tersebarnya video aib pribadi yang menyangkut hubungan gelap yang terjalin. Efeknya, ketika video tersebut tersebar ke ranah public, citra reputasi pihak yang bersangkutan menjadi buruk dan turut berdampak pada karirnya”, paparnya.

Lebih lanjut, Andreas mengatakan, hal tersebut tidak hanya terjadi di Gorontalo. Namun kasus lain ialah pertasan Bank Indonesia (BI) yang menyebabkan sistim perbankan tersebut mengalami kebocoran data.

“Kasus ini mengajarkan kepada kita bahwa penggunaan media digital tidak hanya memberikan kemudahan, namun di sisi lain cukup rentan sehingga berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan jahat oleh pihak tertentu. Kesadaran kita dalam melindungi data pribadi dirasa penting guna meminimalisir terjadinya kasus serupa kepada diri kita”, katanya.

Diakhir pemaparannya, Andreas menyampaikan pentingnya meminimalisir resiko tersebut dengan tidak membagikan data pribadi ke internet, menumbukan sikap kehati-hatian, tidak sembarangan membagikan kehidupan pribadi dan terus menumbukan pemahaman kepada orang di sekitar kita agar senantiasa mewaspadai kejahatan dalam dunia digital.

Sementara itu, Sekretaris Fatayat NU Provinsi Gorontalo Nur Laila Maksud menyampaikan, bahwa kalangan guru sudah saatnya memanfaatkan dunia digital untuk kepentingan pembelajaran, termasuk untuk mencari sumber materi pelajaran bagi siswa dan siswi.

“Di kalangan pondok pesantren, perekambangan dunia digital bisa dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran konten pembelajaran islami dengan menyesuaikan karakter para santri yang saat ini cenderung dominan berasa dari generasi Z. Maka, platform media digital tidak lagi mengunggah konten islami ke dalam bentuk tulisan atau gambar, akan tetapi sudah mengadaptasi pembuatan konten secara visual (video) dengan durasi di bawah 10 menit. Konten yang disajikan tidak lagi berdurasi panjang melainkan singkat dengan langsung menghiglight poin-poin materinya saja.

Konten video juga bisa disajikan secara menarik dan dengan mengikuti trending perkembangan social media yang memiliki kesesuaian konten dengan materi keagamaan”, paparnya.  

Di sisi lain, Karman Adam Pengamat Media Sosial mengatakan, bahwa salah satu kejahatan siber paling banyak terjadi di Indonesia adalah pencurian data otentik. Hal ini, kata Karman, terjadi karena masih minimnya perlindungan data pribadi.

“Saat kita menggunakan sosial media atau aplikasi digital. Makanya, terkadang dalam lingkungan kita, pernah kejadian adanya peretasan akun whatsapp yang mengatasnamakan orang dekat. Bila kita lalai, data pribadi kita akan dimanfaatkan untuk disalahgunakan dengan berpura-pura menjadi orang yang kita kenal, dan memanipulasi diri kita mentransfer sejumlah uang’, katanya.

Selain data personal, lanjut Karman, data organisasi atau lembaga kerap juga disalahgunakan. Semisal, dibuatkan sebuah akun sosial media yang mengatasnamakan lembaga dan membuka open donasi yang justru tidak diperuntukkan untuk kepentingan lembaga tersebut, tetapi untuk kepentingan pihak tertentu demi keuntungan ekonomi.

Hal-hal ini bisa dihindari apabila kita menumbuhkan kesadaran dan cenderung kritis bila melihat sesuatu yang membuat kita tertarik, namun akun yang berinteraksi dengan kita terkesan ganjal.

“Kejahatan siber bisa diantisipasi dengan melakukan penggantian password email secara berkala minimal sekali dalam tiga bulan. Sehingga, password akun email kita cukup terjaga. Begitu pun dengan password akun social media dan perbankan kita”, tutup Karman.

Sosialisasi yang dipandu langsung Abdul Kadir Lawero turut dihadiri Pimpinan PP Alkhairaat Kota Gorontalo KH Abd Muin Mooduto, puluhan tenaga didik di lingkungan PP Alkhairaat Kota Gorontalo dan ribuan peserta sosialisasi dari berbagai pondok pesantren se-Gorontalo.

Blog authors