Ekonomi

Korban Bully dan Dibuang Sejak Bayi, Pria Ini Bisa Jadi Miliarder

timurpost.ID timurpost.ID
December 30, 2021
Home
Ekonomi
Korban Bully dan Dibuang Sejak Bayi, Pria Ini Bisa Jadi Miliarder

 Korban Bully dan Dibuang Sejak Bayi, Pria Ini Bisa Jadi Miliarder

timurpost.id - Kisah inspiratif datang dari Freddie Figgers, pengusaha teknologi kelahiran Florida, Amerika Serikat pada tahun 1989.

Freddie, tidak memiliki masa kecil layaknya anak-anak pada umumnya.

Ia menceritakan bagaimana dirinya ditemukan saat masih baru berusia beberapa hari, di sebuah pedesaan di Florida.

Ketika dia berusia delapan tahun, Freddie bertanya kepada ayahnya, Nathan, tentang keadaan kelahirannya, dan jawabannya pun tak terlupakan.

"Dia mengatakan, aku akan mengungkapkannya langsung, Fred. Ibu kandungmu, dia membuangmu, dan aku dan Betty Mae, kami tidak ingin mengirimmu melalui panti asuhan dan kami mengadopsimu, dan kamu adalah putraku," ungkap Freddie tentang kebesaran hati ayahnya, dikutip dari laman BBC, Kamis (30/12/2021).

"Ketika dia mengatakan itu, saya seperti, 'Oke, saya dipungut dari tempat sampah,' dan saya merasa tidak diinginkan. Tapi dia meraih bahu saya dan dia berkata, 'Dengar, jangan pernah biarkan itu mengganggumu," ceritanya.

Sejarah kelahiran Freddie, membuatnya kerap menghadapi bully di masa kecilnya. Namun, ayah Freddie tak pernah lelah untuk terus menyemangati anaknya.

"Jangan biarkan keadaanmu menentukan siapa dirimu," kata ayah Freddie pada saat itu.

Nathan Figgers adalah seorang pekerja bangunan dan Betty Mae Figgers, adalah seorang pekerja pertanian. Mereka tinggal di Quincy, sebuah komunitas pedesaan berpenduduk sekitar 8.000 orang di Florida Utara, dan berusia 50-an ketika Freddie lahir pada 1989.

Freddie Figgers diberikan komputer pertamanya pada usia sembilan tahun.

Namun, komputer yang sudah tua ini menjadi awal kegemarannya pada teknologi yang mengubahnya menjadi seorang penemu, pengusaha, dan miliarder telekomunikasi.

Pada 2011, ketika dia berusia 21 tahun, Freddie menjadi operator telekomunikasi termuda di AS.

Menurut NBC News, Figgers Communication yang dimiliki Freddie tetap menjadi satu-satunya perusahaan telekomunikasi milik warga keturunan kulit hitam di AS.

Itu semua terbangun tak terlupakan dengan masa-masa awal bisnisnya, ketika Freddie melakukan sebagian besar pekerjaannya sendiri - mulai dari meletakkan beton untuk menara telepon seluler pertamanya, hingga memasang kabel serat optik.

Freddie mulai menyediakan layanan telekomunikasi di daerah pedesaan Florida utara dan Georgia selatan, tidak jauh dari Quincy, dan perusahaan itu terus berkembang.

Pada tahun 2014, Freddie meluncurkan smartphone, Figgers F1, dengan perangkat yang mendeteksi gerakan dan beralih ke "mode aman" di atas 10mph, dengan teknologi ang mencegah seseorang mengirim SMS saat mengemudi.

Figgers F3, yang mulai dijual pada 2019, berisi chip yang dirancang untuk memungkinkan pengisian daya nirkabel setiap kali ponsel berada dalam jarak lima meter dari "pengisi daya super dasar" - perangkat yang telah menunggu persetujuan oleh FCC.

Freddie menikah pada tahun 2015 dengan Natlie Figgers, seorang pengacara, dan telah dikaruniai seorang putri.

Selain bisnisnya, Freddie kini juga menjalankan yayasan yang berinvestasi dalam proyek pendidikan dan perawatan kesehatan dan membantu anak-anak dan keluarga yang kurang beruntung.

Skema terbaru yayasan itu termasuk menyumbangkan sepeda untuk anak-anak di panti asuhan, dan APD kepada orang-orang di garis depan pandemi COVID-19.

Freddie mengatakan bahwa nasihat terpenting yang akan dia berikan kepada putrinya tentang kehidupan adalah "jangan pernah menyerah, tidak peduli betapa dinginnya dunia ini", dan cobalah untuk membuat dampak positif pada kehidupan setiap orang yang Anda temui".


Blog authors