10 Pekerjaan Paling Menjanjikan dalam Satu Dekade ke Depan |
timurpost.id - Mata pencaharian yang dimiliki menentukan pemenuhan kebutuhan dari setiap orang. Namun, tidak sedikit orang juga yang harus diberhentikan dari pekerjaan akibat pandemi COVID-19.
Penyebaran virus yang berkembang begitu pesat menyebabkan krisis dari berbagai sektor industri, khususnya sektor barang dan jasa. Menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja, ternyata permintaan pekerjaan di bidang matematika, sains, dan teknologi melonjak.
Peningkatan dari permintaan tersebut dinilai akan terus naik secara signifikan selama satu dekade ke depan dan dinilai menjadi sebuah profesi yang cukup menjanjikan.
Perekrutan di bidang komputer dan teknologi informasi memiliki pertumbuhan lebih cepat dari rentang tahun 2020 hingga 2030. Selain itu, bidang komputer mengalami kenaikan paling cepat dibandingkan bidang-bidang yang lainnya.
Berdasarkan data yang tercatat, permintaan khususnya bidang pekerjaan komputer berasal dari tekanan yang lebih besar akibat pesatnya perkembangan teknologi, keperluan untuk pengumpulan atau penyimpanan data besar, hingga keamanan informasi suatu perusahaan.
Tidak hanya bidang komputer saja, tetapi peran sains dan teknologi seperti ahli epidemiologi dan analis keamanan informasi juga turut mengalami peningkatan. Faktor yang melatarbelakangi permintaan tersebut masih berkutat akibat kemunculan pandemi COVID-19.
“Prevalensi pekerjaan jarak jauh telah menciptakan kebutuhan tambahan untuk keamanan jaringan dan dukungan depresi,” jelas presiden untuk distrik global di perusahaan rekrutmen Robert Half Megan Slabinski.
10 Pekerjaan Menjanjikan
Melansir dari CNBC Make It, Selasa (12/10/2021), 10 pekerjaan yang menjanjikan menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS adalah sebagai berikut.
Ahli statistik: permintaan pekerjaan tumbuh 35,40 persen dengan rata-rata upah USD 92,270 (Rp1,31 miliar)
Analis keamanan informasi: pertumbuhan permintaan sebesar 33,3 persen dengan rata-rata upah USD 103,590 (Rp1,47 miliar)
Ilmuwan data dan ilmu matematik: pertumbuhan pekerjaan yang ada sebesar 31,4 persen dengan rata-rata upah USD 98,230 (Rp1,39 miliar)
Ahli epidemiologi: pertumbuhan pekerjaan sebesar 29,60 persen dengan upah rata-rata USD 74,560 (Rp1,05 miliar)
Analis riset operasi: tingkat pertumbuhan naik sebesar 24,6 persen dengan upah rata rata USD 86,200 (Rp1,22 miliar)
Aktuaris: tingkat pertumbuhan 24,5 persen dengan upah rata-rata USD 111,030 (Rp1,57 miliar)
Ahli pengembangan perangkat lunak dan penguji perangkat lunak: pertumbuhan naik 22,2 persen dan upah rata ratanya USD 110,140 (Rp1,56 miliar)
Ilmuwan penelitian komputer dan informasi: pertumbuhan naik 21,9 persen dan upah rata-rata USD 126,830 (Rp1,80 miliar)
Ilmuwan medis: tumbuh sebesar 16,9 persen dengan upah rata-rata USD 91.510 (Rp1,29 miliar)
Ilmu forensik: tumbuh sebesar 15,6 persen dan upah rata-ratanya USD 60,590 (Rp860,5 juta)
Berdasarkan berbagai jenis pekerjaan yang sudah dipaparkan, Slabinski mengatakan bahwa perawatan kesehatan, peran pemerintah dan pendidikan menjadi hal yang paling dibutuhkan.
“Kami telah melihat pertumbuhan tingkat jumlah perekrutan untuk peran teknologi dalam tiga industri sebagai akibat dari pandemi,” jelasnya.
Peralihan ke Usaha Digital
Munculnya peran kesehatan secara daring untuk memantau pasien dari jarak jauh semakin harus dikembangkan lebih lagi. Adanya toko-toko tradisional yang menerapkan sistem lama harus juga mempertimbangkan kembali untuk beralih ke toko daring agar bisnis yang dijalankan bisa terus berkembang.
Dengan menghadirkan situs daring untuk menjual produk, perhatian dan jangkauan dari audiens akan semakin luas. Jadi, setiap orang secara tidak langsung diharuskan mulai beralih secara daring, khususnya pebisnis/pengusaha agar kegiatan transaksi bisa dilakukan.
Pemerintah dan lembaga pendidikan juga harus mampu meningkatkan dan melakukan inovasi baru, khususnya berfokus pada infrastruktur teknologi. Adapun selama pandemi berlangsung, para pelajar dari jenjang manapun tetap melakukan pembelajaran secara daring.
Namun, ternyata menurut laporan yang ditulis, sebelum padamu sudah mulai muncul ide dari beberapa perusahaan untuk membuat kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, otomatisasi, dan teknologi lainnya dalam praktek bisnis mereka.
“Perusahaan menyadari ada begitu banyak kekuatan dalam data dan teknologi untuk menarik perhatian audiens agar dapat lebih memahami perilaku pelanggan,” papar Slabinski, Selasa (12/10/2021).
Teknologi baru dapat membantu perusahaan atau suatu usaha dapat terus relevan dan bersifat dinamis terhadap setiap perubahaan agar pendapatan yang diterima juga bisa lebih banyak dibanding sebelumnya.
Pengalaman Sebelum Bekerja
Meskipun beberapa pekerjaan seperti analis keamanan informasi dan ilmuwan data memerlukan sertifikasi dari gelar sarjana, nyatanya tidak semua pekerjaan yang diminati membutuhkan pendidikan formal pasca sekolah menengah.
Slabinski menyarankan para pelamar yang tertarik untuk masuk ke bidang teknologi, cobalah untuk mengikuti pelatihan coding, membaca buku tentang industri, menjadi volunteer di sebuah organisasi nirlaba untuk mendapatkan pengalaman sebelum masuk ke dunia kerja.
Hal utama yang harus dimiliki adalah pemahaman dan tanggung jawab dari jenis pekerjaan yang akan dipilih nanti di dunia kerja. Pekerjaan yang dipilih haruslah memiliki spesifikasi yang jelas agar mempermudah Anda menentukan tujuan dari profesi yang dipilih.
Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang masih meremehkan kekuatan dari dunia digital dalam menjalankan bisnis atau pekerjaan yang sedang dilakukan.
“Bersikaplah tangguh dan agresif dalam hal komunikasi Anda dan tindak lanjuti sampai Anda mendapatkan peran impian Anda,” saran Slabinski.
Penulis: Caroline Saskia