Home
Cerai
Ekonomi
Hukum
Kesalahan
Keuangan
Usai Bercerai
4 Kesalahan Keuangan Ini Paling Sering Dilakukan Usai Bercerai
Ilustrasi Cerai


timurpost.id - Memutuskan bercerai dan menjalani kehidupan sendiri bisa jadi salah satu keputusan paling emosional. Berhadapan dengan masalah keuangan dan masalah hukum membuatnya jadi lebih berat lagi.

 

Karena itu, keputusan apa pun yang dipilih saat masih bersama, akan sangat berdampak terhadap kondisi keuangan di masa depan. Terutama jika hidup bergantung pada pengelolaan keuangan bersama.

 

Dikutip dari BusinessInsider, Minggu (23/5/2021) perencana keuangan dari Mercer Advisor, Mari Adam membagikan beberapa kesalahan keuangan yang sering orang lakukan terutama perempuan saat memutuskan bercerai. Empat kesalahan ini perlu dihindari saat melalui masa-masa perceraian.

 

1. Mempertahankan Rumah 

Menjaga rumah kepemilikan bersama dengan mantan pasangan merupakan kesalahan yang paling umum dilakukan. Sekalipun banyak kenangan manis yang mungkin dipertimbangkan untuk tetap mempertahankan kepemilikan properti tersebut, pertimbangkan tentang biaya mahal perawatannya.

 

"Jika anda mempertahankan rumah itu dan itu adalah rumah yang lebih besar atau lebih mahal, itu bisa menghabiskan 60 persen dari pendapatan dan yang tersisa sangat sederhana, tidak cukup," kata Adam.

 

Jika ingin mempertahankan rumah bersama tersebut, pastikan anda sudah siap untuk membayar biaya hipotek, pajak, termasuk biaya pemeliharaan. Selain itu, pastikan telah berkonsuktasi dengan pengacara ataupun konsultan real estate sebelum mengambil keputusan apa pun.

 

2. Memilih Aset yang Salah

Setelah berpisah, anda dan mantan pasangan tentu akan menentukan skema pembagian aset atau harta goni-gini. Sebelum memutuskan mengambil aset yang mana, pastikan aset yang dipilih merupakan yang anda butuhkan dan pertimbangkan juga potensi pajaknya.

 

Kepemilikan akun broker, akun investasi dana pensiun dan properti memiliki ketentuan pajak yang berbeda dan menghasilkan pengembalian yang berbeda pula. Sementara aset berupa saham atau obligasi mungkin lebih baik, tapi perhatikan juga ketentuan pajaknya.

 

Akun investasi dana pensiun tentu tidak dapat dicairkan saat itu juga terlebih saat usia masih muda. Kalau pun mau, tentu akan dikenakan denda penarikan jika diambil lebih awal dari jadwal. Begitupun aset berupa properti, sekalipun berharga mahal di masa depan, pertimbangkan besaran pengeluaran yang akan anda keluarkan selama perawatan beberapa tahun sebelum laku terjual.

 

3. Terlalu Mengandalkan Tunjangan

Tidak jarang salah satu pasangan umumnya perempuan melepas pekerjaan mereka setelah memutuskan menikah. Mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan terburuk apabila terjadi perceraian.

 

Sekalipun seseorang biasanya mendapat tunjangan dari mantan suaminya, itu sangat bergantung terhadap kesepakatan. Dan tentunya tunjangan mantan pasangan ini berbeda dengan tunjangan kepada anak.

 

"Anda harus mandiri secara finansial, secepat mungkin," kata Adam.

 

Ia merekomendasikan untuk mendapat pekerjaan secepat mungkin, sekalipun itu hanya pekerjaan paruh waktu. Selain itu, mulailah untuk menabung untuk mengumpulkan dana darurat dan memulihkan kondisi keuangan yang tidak stabil pasca perceraian.


4. Tidak Mengurangi Biaya Hidup

Kalau dulunya ketentuan pembayaran untuk sewa, pemeliharan atau pun pengeluaran aset lainnya dilakukan bersama, saat berpisah ini akan berbeda. Biaya mungkin akan terasa lebih mahal, ini artinya anda harus menyisihkan uang lebih banyak dan membatasi pengeluaran.

 

"Jika anda mengambil pendapatan rumah tangga dan membaginya menjadi dua, kalian berdua akan hidup di tingkat yang lebih rendah. Sangat sulit bagi dua orang yang berpisah untuk mempertahankan gaya hidup yang sama kecuali mereka punya banyak uang," kata Adam.

 

Karena itu, Adam menyarankan untuk menemukan cara memangkas pengeluaran yang besar. Jangan pertahankan gaya hidup lama saat anda masih bersama dengan pasangan dan kondisi keuangan masih stabil.

Blog authors