Ramadan Ramadan 1442 Ramadan Update

Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan Beserta Doa dan Amalannya

timurpost.ID timurpost.ID
April 16, 2021
Home
Ramadan
Ramadan 1442
Ramadan Update
Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan Beserta Doa dan Amalannya


Ilustrasi


timurpost.id - Keistimewaan 10 hari kedua bulan Ramadan tidak kalah besar dengan 10 hari pertama dan terakhir. Seperti yang telah diketahui, ada tiga fase Ramadan di mana Allah SWT memberikan pengampunan.


Tiga fase ini yaitu 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari terakhir. Pada awalnya terdapat rahmat, tengahnya terdapat ampunan, dan terakhirnya terdapat pembebasan dari api neraka.


Keistimewaan 10 hari kedua bulan Ramadan tidak boleh kamu sia-siakan. Apalagi, pada 10 hari kedua ini Allah SWT telah membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi umatnya yang berdoa dan memohon ampun.


Pada momen inilah saat tepat untuk memperbanyak doa dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah kamu perbuat. Selain berpuasa, perbanyaklah zikir, membaca Al-Qur’an, bersedekah dan melakukan amalan-amalan lainnya.


Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (15/4/2021) tentang keistimewaan 10 hari kedua bulan Ramadan.


Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan


Doa Dikabulkan Allah SWT


Keistimewaan 10 hari kedua bulan Ramadan salah satunya adalah, daoa dikabulkan oleh Allah SWT. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dimana ia berkata bahwa Rasulullah SAW Bersabda:


“Awal bulan Ramadan adalah Rahmat, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”


10 hari kedua di bulan Ramadan ini merupakan hari terbaik untuk berdoa meminta kebaikan dunia dan akhirat. Sebab pada hari-hari tersebut Allah SWT memberi kenikmatan dikabulkannya doa bagi hambaNya. Karena waktu terkabulnya doa yang paling mustajab ada di bulan Ramadan.


Terjaga dari Godaan Duniawi


Melaksanakan rangkaian ibadah bulan Ramadan di 10 hari kedua, artinya orang tersebut mampu menahan dan menjauhkan diri dari godaan duniawi yang berlebihan. Godaan duniawi yang dimaksud seperti mementingkan urusan dunia dibandingkan ibadah.


Misalnya mengobrol dengan teman-temannya dengan alasan buka puasa bersama. Contoh lain, tidak melaksanakan salat tarawih karena sibuk menyiapkan keperluan Lebaran. Oleh karena itu kamu harus memiliki iman yang kuat.


Wujud Rasa Syukur


Menjalankan ibadah puasa merupakan bukti bahwa manusia bersyukur, sebab tidak semua orang diberi nikmat mendapat umur dan kesempatan untuk menjalankan ibadah Ramadan di 10 hari kedua.


Beribadah kepada Allah SWT disertai dengan niat dalam bentuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari (asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’ (6/298).


Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan


Mendapatkan Pahala yang Besar


"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa" (Q.S Al-Baqoroh:183).


Rasul dan para sahabat serta seluruh umat mukmin di zaman terdahulu, telah menjalankan ibadah Ramadan. Sebab itu orang yang menjalankannya juga mendapat pahala besar karena telah mengikuti teladan Rasul yang dicintai oleh Allah.


Wujud Istikamah


Mampu menjalankan ibadah di 10 hari kedua, tentu sebuah kenikmatan iman dan hidayah dari Allah sebab tidak semua orang mampu melakukannya. Keutamaan istikamah dalam beribadah di bulan Ramadan ini memiliki pahala luar biasa.


Apalagi jika orang tersebut mampu menjalankan rangkaian ibadah puasa Ramadan secara lengkap, ialah wujud bahwa orang tersebut memiliki rasa istikamah. Sebab ibadah harus dijalankannya semata-mata karena Allah dengan niat untuk akhirat. Pahala istikamah beribadah adalah pahala yang tidak terputus dari Allah.


Mencegah Maksiat


"Setiap perintah dalam Al-Qur’an pasti mengandung kebaikan, kemaslahatan, keberuntungan, manfaat, keindahan serta keberkahan. Sedangkan setiap larangan dalam Alquran pasti mengandung kerugian, kebinasaan, kehancuran, keburukan,"(disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir (1/200).


Jelas bahwa ibadah di 10 hari kedua Ramadan akan menjadi jalan untuk mencegah maksiat karena banyak berbuat kebaikan.


Diberi Kemudahan di Dunia dan Akhirat


Seperti yang tercantum pada ayat ke-184 Surat Al-Baqoroh,


"(pada) hari-hari yang tertentu. Barang siapa yang sakit atau safar, maka mengganti di hari lain. Bagi orang yang mampu, maka ia membayar fidyah memberi makan orang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan (membayar kelebihan), maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."


Ibadah puasa Ramadan di 10 hari kedua mudah dijalankan bagi orang yang ikhlas, bagi yang berhalangan boleh mengganti di hari lain dan akan tetap mendapat pahala yang sama seperti ketika Ramadan.


Amalan dan Doa 10 Hari Kedua Bulan Ramadan


Amalan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan


- Membaca Al-Qur’an. Amalan satu ini merupakan amalan utama di bulan Ramadan. Dari Ibnu Mas’ud, Rasullullah SAW bersabda, “barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HR. At-Tirmidzi)


- Qiyamul Lail. Seperti disebutkan dalam sebuah hadis, barangsiapa yang mendirikan salat malam selama bulan Ramadan, maka dosa-dosanya akan diampuni. Bahkan ia umpama bayi baru lahir.


- Sedekah. Bersedekah merupakan wujud ketaatan seorang hamba terhadap Allah SWT dan juga wujud kepedulian terhadap sesama.


- Memberi Makan orang yang berpuasa. Seperti sabda Rasullullah SAW, “Barang siapa memberi makan orang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun” (HR. Ahmad)


Doa 10 Hari Kedua Bulan Ramadan


Pada 10 hari kedua bulan Ramadan, kamu bisa berdoa dan meminta pengampunan Allah SWT dengan melafalkan doa berikut setelah salat:


Allahummagfirli dzunuubi ya robbal ‘alamiin.


Artinya:


Ya Allah ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku wahai Tuhan Pencipta Semesta Alam.


Blog authors